Euforia Ramadhan-Syawal

Posted by Admin 08.49, under |


Selalu ada pemandangan luar biasa yang terulang setiap tahun ketika memasuki bulan Ramadhan dan Syawal dalam kalenderisasi islam. Saat Ramadhan datang tiba-tiba segenap muslim ramai-ramai memenuhi surau, musholla, langgar dan masjid-masjid. Bukan hanya puasa wajibnya saja, berbagai amal ibadah pun banyak ditunaikan siang dan malam. Saking semangatnya pengeras-pengeras suara terus “mengumandang” ditengah larut tidur malam masyarakat. Dari perspektif sosiologi, bulan ramadhan terbukti telah mampu memobilisasi masyarakat untuk berduyun-duyun memenuhi rumah-rumah ibadah dan menciptakan komunikasi sosial di dalamnya sehingga nampak semangat kerukunan dan kebersamaan warga. Menjelang masuk bulan syawal atau lebih tepatnya menyambut idul fitri, kesibukan masyarakat pun bertambah erburuan baju baru pun dimulai, rumah-rumah diperbarui catnya, mebelair dan perabot mulai dibersihkan, bahkan tidak sedikit yang “ngoyo” beli kendaraan baru, beli alat elektronik baru yang kesemuanya itu begitu dahsyat menggerakkan roda perekonomian. Bayangkan bila setiap orang muslim dalam menyambut “lebaran” membutuhkan dana sedikitnya 200 ribu rupiah, berapa uang yang telah berputar dari kurang lebih 200-an juta penduduk muslim Indonesia.Kehadiran bulan syawal sebagai penutup bulan ramadhan, selalu disambut dengan suka cita seolah obat kesedihan kepergian bulan ramadhan. Mungkin sudah sepantasnya demikian, Karena bukan saja perayaan religi atas kemenangan setelah usaha keras kita menggembleng diri dalam bulan ramadhan, tetapi juga fenomena “suka cita sosial” dimana terjadi mobilisasi sosial berjuta manusia dengan semangat mengobati penyakit “rindu kampung halaman” yang berarti pula keinginan untuk bertemu dengan teman, keluarga atau bahkan musuh lama sekalipun, sekedar memulihkan hubungan yang lama tak tersambung dan keinginan untuk mengetahui perkembangan tempat dimana masa pra dewasa dihabiskan. Namun bagi mereka yang “tidak kemana-mana” dan setia membangun kampung halamannya, tetap saja perasaan itu sama seolah masa lalu itu hadir dalam masa kini. Maka jangan heran momen lebaran sering digunakan sebagai sarana temu kangen, bahkan tidak sedikit yang membingkainya dalam kegiatan yang disebut sebagai “Silaturahmi halal bihalal” keluarga ataupun komunitas lain semacam alumi tertentu sebuah sekolah atau universitas, mungkin inilah letak unik idul fitri.

Dibalik semua euforia itu kita tentu menyadari sebagai pribadi, secara sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam melakoni kehidupan sehari hari, baik itu dalam keluarga, hidup bertetangga ataupun hidup dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Selain mengabdi kepada sang Khalik (hablum minallah) manusia juga harus ber-hablum minannas. Saat kita melanggar perintah Alloh kita memohon ampun dan bertaubat kepada-nya atas dosa yang kita perbuat itu. Namun saat kita menyalahi satu anak adam, kita tidak cukup hanya beristighfar dan bertaubat memohon ampunanNya karena dosa kepada sesama manusia harus kita selesaikan dulu dengan manusia yang bersangkutan hinggga ia meng-halalkan atas kita apa yang telah kita perbuat kepadanya. Oleh karenanya ketika idul fitri tiba, saat semua yang kita kenal (orang yang berpeluang besar kita salahi) berkumpul, menjadi momen yang sangat baik untuk menunaikan hak-hak adami tersebut. Dengan kesadaran bahwa dalam menjalankan fungsi sosial kita tidak dapat menjadi manusia sempurna yang selalu bisa membahagiakan manusia sekitarnya maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak ikhlas memberi dan memohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. Agar fitrah kesucian dan kemenangan yang menjadi harapan kita dalam doa minal aidin wal faizin, insya Alloh mampu kita capai.

Kemenangan di bulan syawal ini juga hendaknya menjadi tonggak peringatan bagi kita untuk terus berinstropeksi diri agar senantiasa meningkatkan iman dan ketaqwaan kita dari sisi religi serta meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian kita dalam menempatkan dan membawakan diri dalam lingkungan sosial sehingga kesempurnaan ibadah menuju kebaikan dunia akherat dapat terwujud. Semoga Alloh mempertemukan kembali kita dengan bulan ramadhan dan syawal tahun depan. “Taqaballahu minna wa minkum” semoga alloh menerima amal kebajikan kita dan “minal aidin wal faizin” semoga kita termasuk dalam kelompok yang kembali dalam fitrah kesucian dan semoga kita tergolong dalam kelompok yang meraih kemenangan. Amin.


Pengumuman

Pengumuman



Silahkan dimanfaatkan kesempatan untuk memperoleh AKTE KELAHIRAN yang MURAH bagi warga yang pencatatan kelahirannya terlambat.

Mulai tanggal 2 Januari s/d 31 Desember 2011 Dinas Dukcapil Kabupaten Ponorogo telah melaksanakan kegiatan DISPENSASI PELAYANAN PENCATATAN KELAHIRAN bagi penduduk yang lahir Tahun 2006 ke bawah (2006,2005,2004 dan seterusnya)

Persyaratan dan blanko permohonan dapat diunduh disinii
Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi RT setempat